alasroban post [TEGAL] - Masyarakat yang berkunjung ke Pasar Pagi Kota Tegal untuk berbelanja diimbau ekstra waspada. Hampir setiap hari ada saja pengunjung yang kecopetan. Bahkan, diduga pelaku tidak hanya pria, tapi juga wanita dan mereka seperti terorganisasi secara baik. Terkait masalah tersebut, sejumlah anggota Komisi I DPRD, kemarin meninjau kondisi Pasar Pagi.
Dalam kesempatan itu, kebetulan mereka bisa langsung ketemu salah seorang korban kecopetan. Yakni, Fikoh (27) warga Jalan Jati, Kota Tegal yang tidak lama setelah kehilangan dompet berisi uang karena kecopetan. ”Saat terjadi desak-desakan, tiba-tiba dompet saya diserobot seorang wanita dan saya tidak bisa mengejar karena menggendong anak,” ujar Fikoh. Ketua Komisi II DPRD, Kusnendro ST mengatakan, pihaknya prihatin dengan kejadian tersebut. Karena itu, meminta kepada pihak pengelola pasar untuk segera melakukan tindakan untuk mengantisipasi maraknya aksi pencopetan. Sebab, apabila hal ini terus dibiarkan akan menimbulkan keresahan kepada masyarakat. Hal serupa juga disampaikan Wakil Ketua Komisi II DPRD, Rachmat Raharjo.
Menurut dia, maraknya pencopetan di Pasar Pagi juga dipengaruhi dengan padatnya pengunjung. Kondisi demikian, dimanfaatkan pelaku untuk melancarkan aksinya. ”Seharusnya ada sosialisasi imbauan melalui pengeras suara secara rutin agar pengunjung berhati-hati serta ada penambahan petugas keamanan,” katanya. Kepala Pasar Pagi, Daryanto mengatakan, selama ini pihaknya telah melakukan berbagai upaya pengamanan. Bahkan, setiap hari telah menerjunkan petugas keamanan dari Satpol PP sebanyak 13 orang. Untuk menekan pencopetan perlu adanya pemasangan CCTV di sejumlah titik rawan serta pemasangan spanduk-spanduk imbauan kepada masyarakat. [SA/suaramerdeka.com]
Dalam kesempatan itu, kebetulan mereka bisa langsung ketemu salah seorang korban kecopetan. Yakni, Fikoh (27) warga Jalan Jati, Kota Tegal yang tidak lama setelah kehilangan dompet berisi uang karena kecopetan. ”Saat terjadi desak-desakan, tiba-tiba dompet saya diserobot seorang wanita dan saya tidak bisa mengejar karena menggendong anak,” ujar Fikoh. Ketua Komisi II DPRD, Kusnendro ST mengatakan, pihaknya prihatin dengan kejadian tersebut. Karena itu, meminta kepada pihak pengelola pasar untuk segera melakukan tindakan untuk mengantisipasi maraknya aksi pencopetan. Sebab, apabila hal ini terus dibiarkan akan menimbulkan keresahan kepada masyarakat. Hal serupa juga disampaikan Wakil Ketua Komisi II DPRD, Rachmat Raharjo.
Menurut dia, maraknya pencopetan di Pasar Pagi juga dipengaruhi dengan padatnya pengunjung. Kondisi demikian, dimanfaatkan pelaku untuk melancarkan aksinya. ”Seharusnya ada sosialisasi imbauan melalui pengeras suara secara rutin agar pengunjung berhati-hati serta ada penambahan petugas keamanan,” katanya. Kepala Pasar Pagi, Daryanto mengatakan, selama ini pihaknya telah melakukan berbagai upaya pengamanan. Bahkan, setiap hari telah menerjunkan petugas keamanan dari Satpol PP sebanyak 13 orang. Untuk menekan pencopetan perlu adanya pemasangan CCTV di sejumlah titik rawan serta pemasangan spanduk-spanduk imbauan kepada masyarakat. [SA/suaramerdeka.com]
